Minggu, 24 Maret 2019
Dialog Mono
Diam tak bercakap sepatah kata
Mewakili perasaan yang asa
Tanpa berujar semua tak sampai
Aku sadar bahwa mencinta paling dewasa berarti mengikhlaskan segala, hingga melepas menjadi taruhan juangnya.
Karsaku pergi
Membawa rasa dan raga yang akan mati
Hingga suatu saat nanti
Kaupun akan mati
Yang runtuh mustahil kembali utuh,
Yang hilang mustahil kembali datang
Aku dan kau
Tersakiti lara yang imbang
Magelang-Purwokerto, 25 Maret 2019.
Sabtu, 16 Maret 2019
Surat Kasih Teruntuk yang Terkasih, Himaprodi PBSI Kabinet Candra Swadesi
Di bawah langit sore 16 Maret 2019 aku menulis surat kasih teruntuk yang terkasih, Himaprodi PBSI Kabinet Candra Swadesi 💙
Tidak pernah ada pertemuan di luar kesengajaan.
Saling bertatap, mengenal, saling sayang hingga menjaga, itulah yang sedang aku renungkan di celah sore yang terangkul eluh dinding langit.
Mengenal satu persatu memang butuh waktu, tetapi untuk jatuh hati terhadap kalian rasanya aku benar-benar tak butuh alasan.
Ya, aku mencintai, kamu, dia, mereka, semua.
Aku adalah gadis rantau yang terlahir dari rahim putri adam yang miskin.
Makanpun kerap kesulitan, lantas apa yang kalian harapkan dari kepemimpinanku?
Pemimpin ujung tombak dan ujung tombok?
Maaf aku tak sebesar dan sekaya itu.
Hati, hanya itu yang kumiliki.
Terlepas dari hati, aku tak bisa mengemas proker secara rapih sebab memang bukan itu yang aku cari di segala organisasi.
Aku hanya mencari makna sejatinya kemanusiaan, Seperjuangan.
Kalian adalah manusia pilihan yang bodoh.
Sebab orang pandai sudah pasti lebih memilih untuk damai dengan jiwa mudanya, bermain ke sana kemari; menyantap kisah romansanya, bahkan sekadar nge-GABUT di setiap harinya.
Lantas kalian?
Ah ya, di situlah bodohnya kalian sekaligus aku; yang lebih memilih mencari kelelahan dan kejenuhan.
Satu persatu lembar harap yang kalian tulis seharian ini, telah kubaca, Sayang.
Tidak ada harapan buruk; tentu.
Mengidamkan Himaprodi PBSI sebagai ruang kemanusiaan yang solid, menjaga kekeluargaan secara penuh, menjelma lembaga yang sadar akan peranan, juga menjadi kawah candra dimukanya kader militan yang memiliki karakter unggulan.
Kurang lebih seperti itu simpulan asa dari kalian dan para demisioner pengurus himpunan.
Ku harap semesta turut mengaminkan.
Segala embanan tugas telah menanti di depan sana, Pedjoeang.
Hari-hari yang melelahkan telah siap untuk mencabik nurani.
Tetapi jangan lupa; amanah tidak pernah terjatuh di pundak yang salah.
Aku ingin sekadar berbagi kutipan dari kawan juangku di lain ruang;
"Cintailah pilihanmu, jika tak bisa; maka pilihlah yang kau cinta." - NAH
Artinya ketika kita telah memilih untuk bersama-sama ada di sini, apapun yang terjadi itulah yang harus tetap kita pertanggungjawabkan.
Hanya kepada ufuk aku mengadu, ada cinta yang melebihi ketabahan hujan yang bisa ku bagi pada manusia-manusia pilihan seperti kalian, Seperjuangan.
Terima kasih, semoga tiada sungkan menjadi keluarga daripada langkah juangku.
Aku sayang kalian!
Dariku,
Yang mencintai kalian;
Ade Safri Fitria.
💙💙💙
#HimaprodiPBSI #kabinetcandraswadesi #satuhatisatumimpi #pbsibersinergi #pbsiberaksi
Langganan:
Postingan (Atom)