Kamis, 09 Mei 2019

Kepada Ayah



Saat jeruji jari-jariku kian menyerupai jemarimu,
Aku tahu akan ada banyak luka yang membunga membesarkan jiwa
Sekaligus menyisakan lara pada palung hati ini,
Ayah.

Tiada lagi cerita gadis murung yang digendong lelaki terkasih dalam hidupnya
Tatkala ia marah pada dunia beserta manusia sekitarnya.
Pun
Tiada lagi air mata yang terusap selama nadi arloji berdetak.

Menjadi dewasa bukan perkara mudah,
Terlebih kian kemari hati kian dituntut untuk selalu berpemaaf;
Atas apapun yang menyayat nurani beserta pikirnya.

Aku rindu dekapan nan hangat itu.

Lukaku kian berkuasa; tanpa pamit ia tinggalkan penyakit-penyakit, Ayah.
Aku kian cemas atas kehidupan.
Langkahku tak bergeming di lorong sunyi,
Pun jejaknya kian gontai tanpa arah lampah.

Aku hancur selepas jauh darimu,
Ayah.


Magelang, 8 Mei 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar