Bolehkah
aku kembali meminjam bahumu yang berlencana itu?
Sekedar
untuk bersandar sepanjang aku mengisahkan semua yang ku rasa belakangan ini
Letih,
haru, luka, suka juga duka tentunya kian terkemas meski tak rapih
Tirta
mata yang tak terbendung
Andai
kau usap
Sayang
Kemarin
bukanlah hari ini apalagi hari esok bahkan lusa
Semoga
kau tetap kokoh sebatang kara
Kosong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar