Atau gegara semalam aku baca teori
romantisme kawan hidup seperjuangan
Njuk kamu (?) menghadiri dunia imajiku?
Menyapa di antara gelembung mimpi
Berbisik menegaskan
Bahwa aku sepatutnya bersabar
dan sontak kujawab "untuk apa?"
Kemudian kau balas penerangan
Menyatakan bahwa sabar ku untuk tetap menantimu selaku
ksatriaku
Sabar; sebab ada banyak yang sedang saling
kita perjuangkan
Sabar sebab kita sama-sama pemimpi(n)
Sabar sebab akan ada banyak badai dan
pelangi yang akan kita jumpai
Pun sabar untuk tetap menjaga rasa yang
sama meski lidah tak saling mengorasikan hati
Demi ambisi berkepemilikan di masa muda
Baiklah,
Ternyata memang
Semakin aku berusaha menggerus rasa yang
ada; bukannya semakin melupamu beserta rasaku
Justru semakin ku yakin bahwa aku jatuh
hati padamu, Pemenang.
Entah berapa banyak hati yang kau
singkirkan
Dengan caramu yang memikatku penuh
kesederhanaan
Angkringan, saling berhutang piutang,
memperdebatkan keorganisasian, sependirian sepemikiran, saling caci perihal IPK
daripada aktivis muda, ah apalagi yang perlu ku gambarkan?
Benar, kau adalah aku.
Penghujan Magelang, 16 Januari 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar